Pak jokowi pulang ke Solo. Dalam rangka apa ya? saya lupa. Saya cuman inget kalau Pak Jokowi mampir ke Soto Gading. Bu Mega juga gabung dan diikuti oleh segerombolan menteri. Wuih, promo gratis nih buat Soto Gading. Soto Gading di-endorse oleh Pak Jokowi. Apa nggak rejeki nomplok. Koran lokal dan nasional ikut menampilkan fotonya. Klop-lah. Hehehehe..!!!
Sumber : kompasiana
Alasan dinamakan Soto Gading karena daerah situ namanya Kampung Gading. Nggak ada hubungannya dengan Gading Gajah apalagi dagingnya Gajah. Soto Gading yang ini hanya ada di Solo saja. Eksklusif, Kalau di Solo ada di beberapa tempat.
Soto Gading itu spesialis soto ayam. Soto genre solo agak berbeda dengan genre Lamongan apalagi Bandung. Kalau Soto Lamongan menggunakan kemiri dan Soto Bandung memakai daging Sapi. Soto Lamongan dengan kuah warna kuning pekat. Soto Bandung dengan kuah Bening. Kalau Soto genre Solo mempunyai kuah yang bening agak kekuning-kuningan.
Soto Gading terasa lebih plain. Komentar saya, “ Soto Gading itu rasanya seimbang antara gurih dan asin”. Soto Gading itu berminyak namun nggak eneg. Bagi yang suka makan porsi besar mesti kurang. Soto Gading terasa segar. Penyajian bisa campur atau pisah dengan nasinya. Soto Gading rasanya orisinil. *Jiaaaahhhh promosi banget. Hehehehe…!!!!
Kami makan di soto gading selalu memilih duduk di depan panci besar. Saya merasa hangat dan nyaman di depan panci besar soto yang panas mengepul. Hiburan tersendiri melihat pegawai soto gading beraksi.
Banyak pula pelanggan yang memiliki special request.”mbak, tanpa micin”, “saya minta kulit ayam”, “pakai seledri nggak pakai mi”, garamnya sedikit aja”, “mbak saya pakai tepong”, “mbak, aku dodo menthok”. bla bla bla….!!!!
Sang “penuang soto” harus tepat meracik sesuai pesanan yang customized. Padahal, pesanan seperti itu bisa datang dalam waktu bersamaan maka harus mampu membedakan dan menghafal. Beda dikit!!! Pelanggan langsung komplain.
Saya bisa tahu semua, karena posisi duduk di depan panci besar. Posisi itu tidak banyak yang berminat. Rasanya gerah dan panas di posisi tersebut namun unik juga. Saya bisa melihat aksinya secara live. Saya juga jadi tahu ada sesuatu di kuah soto gading.
Ada yang unik untuk bumbu kuah soto. Kuah soto biasanya menggunakan daging ayam kampung saja. Soto Gading menambahi dengan rebusan cakar ayam. Cakar ayam itu diikat setiap sepuluh cakar. Bumbu ini mungkin yang jadi pembedanya. Rasanya jadi lebih unik. Kalau sudah siang, kita bisa pesan soto cakar ayam.
Soto gading itu selalu dicari wong Solo. Karena keunikan rasa, nostalgia dan keaslian tempat dan suasana. Ini berlaku untuk Soto Gading Asli atau pusat. Kalau Soto gading yang di cabang nuansa berbeda. Soto Gading yang asli menempati di bangunan tua, sempit dan tidak tinggi. Suasana lebih sempit dan panas. Bisa dibilang nggak nyaman buat makan.
Nilai nostalgia yang tinggi. Rasa yang unik membuat kita kangen rasanya. Situasi yang gerah dan ramai yang dicari. Sentimetil ? ya. Nilai sentimetil yang dicari selain rasa. Jika hari minggu suasana ramai. Warga Solo tumplek blek disitu. Mereka mencari rasa dan suasana yang orisinal.
Pak Jokowi juga sentimentil. Beliau menyempatkan diri mampir di Soto Gading disela-sela pulang kampung dan mengajak gengnya lagi. hehehehehe…!!!! Lha kebetulan saja, Pak Jokowi adalah Presiden RI jadi Soto Gading ikut dikenal juga. Ini sarana promosi gratis buat Soto Gading.
Lauk pauk yang tersedia cukup variatif. Paru goreng, empal goreng, tahu dan tempe goreng yang gurih. Sosis daging sosis basah tersedia pula. Sate uritan, sate sapi dan sate paru juga ada. Makanan cemilan juga ada, itu adalah jajanan pasar misal : kue ku, lopis, onde-onde dsb
Soal harga itu relatif. Kalau ada yang bilang semangkuk soto harganya 8 rb itu mahal, itu tidak salah. Namun juga ada yang bilang semangkuk soto harganya 8 rb itu murah, itu juga wajar. Makanya harga tergantung siapa yang membayar. Subyektifitas rasa dan nilai sentimentil adalah alasan harga menjadi murah atau mahal.Hehehehe…!!!
Brand soto gading sudah menancap kuat dalam hati konsumen. Khususnya bagi warga Solo baik yang masih di Solo atau di perantauan. Mereka yang perantauan tidak jarang menyempat diri untuk mampir di Soto Gading. Sekedar memuaskan dahaga kerinduan terhadap soto gading. Lihat saja waktu lebaran atau hari natal nanti.
Akibatnya, Warga di luar Solo penasaran. Karena mendengar cerita warga Solo di perantauan yang berkisah tentang betapa sentimentilnya Soto Gading. maka, mereka yang datang ke Solo menjadi penasaran. Seberapa hebatnya Soto Gading?
Mereka yang cocok akan selalu menyempatkan diri mampir ke Soto Gading. Mereka memilih breakfast di Soto Gading daripada di Hotel. Mereka akan segera memesan Taksi dan melunceur kesana di pagi hari. Sekedar untuk menikmati semangkuk soto. Itu bagi yang sentimentil dan cocok. Kalau yang tidak sentimentil akan bilang, ” O begini to rasa soto gading, biasa aja tuh!”. Hahahahahahaha…!!!!
Kalau anda ke Solo mau ke Soto Gading. Anda tinggal bilang ke sopir Taksi, “Pak ke Soto Gading yang asli atau yang pertama”. Insya Allah, mereka sudah tahu semua. Patokannya sebelah selatan dari Alun-alun selatan keraton Surakarta.
Kalau anda membawa mobil sendiri, Anda harus mencapai Alun-alun Selatan Keraton Surakarta dulu. Apabila sudah ketemu, menuju ke arah selatan kira-kira 500 m maka akan ketemu Soto Gading. Alun-alun Selatan itu Lapangan besar di sebelah selatan Keraton Solo.
Apesnya, Soto Gading hanya membuka cabang di Soloraya saja. Soto Gading tidak membuka cabang di Luar kota. Para Perantauan yang sentimentil jika rindu soto gading. Mereka harus pulang ke Solo. Mereka menjadwalkan khusus untuk makan disana. Karena di perantauan tidak ada soto gading. hahahahaha….!!!!!
Leave a comment