Kalau kita pernah membaca novel dan novel itu dibuat film.Kadang, kita kecewa dengan film tersebut. Karena tidak sesuai dengan imajinasi kita. Lha mau gimana……, Setiap orang mempunyai imajinasi. Imajinasi yang sangat bervariasi dan cenderung liar.
Novel adalah karya tulis. Semua ide, lokasi, kejadian dsb dituangkan dalam tulisan. Membaca novel tanpa imajinasi itu tidak nikmat. Karena novel hanya sekumpulan tulisan. Tanpa imajinasi maka kumpulan kata-kata menjadi tidak bermakna.
Kadar Imajinasi setiap manusia berbeda-beda. Kalau yang kadar imajinasi rendah maka mudah dipuaskan dengan visualisasi novel oleh film. Kalau yang kadarnya tinggi. Lha… yang ini sulit dipuaskan. Mereka tidak pernah ada puasnya.
Sutradara yang bisa memvisualisasi novel dalam film dengan eloknya dan memuasakan banyak pihak. Maka, Sutradara itu dipastikan mempunyai daya imajinasi tinggi.
Membaca novel dan. menonton film itu melatih imajinasi. Imajinasi bisa dibangun dan dilatih. Novel itu memiliki sejuta makna. Novel itu sanggup mengaduk-aduk perasaan, membuat gembira dan sekaligus sedih. Itu hanya buat orang berimajinasi tinggi. Hehehehe…..
Film itu sekumpuan adegan yang berdasarkan skenario dan diarahkan oleh sutradara. Film itu imajinatif karena bisa masuk akal atau tidak masuk akal. Imajinasi adalah unsur utama film. Film yang dibuat berdasarkan novel adalah Imajinasi dari imajinasi.
Semua karya ilmiah awalnya berawal dari imajinasi. Sesuatu yang tidak masuk akal (imajinasi) menjadi masuk akal.Sesuatu yang tidak ada menjadi ada, misal : Film tentang manusia pergi ke bulan. Itu berasal dari imajinasi.
Mari kita melatih imajinasi kita dengan membaca buku dan menonton film. Kalau ada bakat bisa diteruskan denan melukis, memahat dsb. Jangan lupa…..Melatih Imajinasi