Pohon Kenitu sudah datang di kantor setelah dikirim JNT dari kota Kediri beberapa hari yang lalu. Saya harus beli online untuk pohon ini. Karena pohon ini tidak populer tetapi bukan langka. Pohon ini memorable kata istri saya. Kenangan masa SMA, Pohon ini pernah hidup di halaman rumah dia dan unik. Karena mempunyai tekstur seperti buah sawo dan rasa seperti apel. Uniknya lagi, buah kenitu tidak dijual di pasar. Kalau ingin makan buah ini maka harus menanam dulu.
Saya menjadi penasaran. Seperti apa buah kenitu itu? Dia mengenalkan ke saya tentang buah kenitu dengan sebutan yaitu buah strapel. Saya browsing di internet ternyata punya nama lain yaitu kenitu. Karena sulit mencari secara offline makanya beli online. Pohon kenitu akan melengkapi koleksi tanaman di kebun depan rumah. Apa sih tidak terbeli di marketplace?
Saya udah mengoleksi beberapa tanaman buah seperti : Durian, Matoa, Jambu, Belimbing, Alpukat, Kelengkeng, Pisang dan Pepaya. Pisang ada beberapa varian yang berbeda ditanam di kebun. Pohon Jambu ada dua yang terdiri dari jambu air dan jambu biji. Belimbing dan Kelengkeng masing-masing terdiri dari tiga pohon. Tanaman yang berguna sebagai bumbu dan bahan masak juga ada seperti pohon melinjo, pohon petai, singkong, daun chaya, tanaman cabai, kangkung, pohon kluwih (red : jawa). Tanaman herbal juga ada mulai lengkuas, jahe, sereh, sambiloto, pohon jarak, daun yodium, pohon mengkudu dan daun handelen.
Beberapa orang bijak bilang, “manusia harus punya hobi”. Saya lakukan ini demi hobi. Alangkah bodohnya diri saya, Jika diniatkan untuk memenuhi kebutuhan harian apalagi tambahan penghasilan. Hobi itu senang dan bergembira untuk memenuhi kebutuhan rohani manusia. Karena kebutuhan manusia tidak hanya yang bersifat materi seperti makan, minum dan melampiaskan hasrat seksual. Kebutuhan rohani itu juga tidak hanya spiritualita dan agama namun juga kebahagiaan. Hobi itu memantik kebahagian, demikian kata sahabat. Jika menghasilkan maka bonus saja. Berbahagialah bagi manusia yang menghasilkan uang dari hobi. Trus, Hobi anda apa?