Kalau anda jalan-jalan sekitaran Kota Solo di malam hari. Anda merasa lapar tapi ingin makan dengan porsi ringan. But, anda ingin makan nasi bukan snek. “Soto Semarang Pak To” kayaknya cocok buat makan malam. Saya menyebut kudapan malam yang menyenangkan.
Porsi tidak berlebihan cocok untuk mengganjal perut. Soto disajikan dengan mangkok kecil. Kalau mau mengudap maka satu mangkok sudah cukup. Perut terasa lapar maka nambah satu mangkok lagi masih memungkinkan.
Soto “minimalis” ,kalau saya menyebutnya. Karena porsi dan lauk yang disajikan juga berukuran minimalis. Hebatnya, “Sate Sundukan” sebagai teman makan soto disediakan dengan ukuran minimalis. Kalau mau makan enak tapi nggak mau gendut kesini aja. Hahahaha…!!!!
Soto Semarang adalah salah satu genre dalam dunia “per-soto-an”. Soto Semarang disajikan dalam mangkok kecil dan menikmatinya dengan ditemani sate kerang. Sate yang direndam dalam air kaldu.
Beberapa orang mencampur air rendaman sate kerang dengan kuah soto. Rasanya jadi agak beda, karena aroma ikan dalam kuah soto membuat lebih eksotis. Saya sering melakukan itu juga. Rasanya jadi lebih mantap.
Kota Semarang khan di pesisir pantai. So, Soto Semarang tidak ingin kehilangan ciri pesisir, disajikan pula sate kerang. Menurut saya lho, Apabila kita makan soto semarang tanpa sate kerang kurang mantep. Karena ciri khas “semarang” jadi hilang. Jadi sulit membedakan dengan soto ayam genre solo. Hehehehe…!!!
Lokasinya mudah dijangkau. Soto Semarang Pak To berada di sebelah barat Pengadilan Negeri Solo. Lokasi di trotoar pinggiran Pengadilan Solo. Lokasi ini memang shelter yang disediakan untuk Pedagang Kaki Lima.
Leave a comment